Wednesday, March 8, 2017

Prestasi Diri

Pentingnya Prestasi

Prestasi berarti hasil yang telah dicapai setelah melakukan suatu kegiatan.Prestasi diri sangat erat kaitannya dengan bakat/talenta. Pengembangan bakat sangatlah berguna jika ingin mencapai prestasi.
Prestasi adalah hasil dari usaha mengembangkan bakat secara terus-menerus.

Prestasi diri takkan berarti jika kita tidak aktif dalam berbagai kegiatan positif. Oleh sebab itu, berpartisipasi dalam berbagai kegiatan merupakan salah satu sarana mewujudkan prestasi. Untuk berprestasi, kita juga memerlukan dukungan dari masyarakat. Dukungan itu merupakan modal bagi kita untuk bisa merebut peluang yang telah diberikan untuk mencapai prestasi tersebut. Strategi juga diperlukan untuk mencapai prestasi. Strategi yang tepat akan mempermudah orang untuk menggapai cita-citanya.

Segala upaya yang dilakukan untuk mencapai prestasi selalu ditandai dengan penggunaan cara-cara yang lebih baik. Cara-cara tersebut ialah selalu kreatif dan inovatif, bertanggung jawab, bekerja keras, dan dapat memanfaatkan sumber daya yang ada disekitar, baik itu manusianya maupun alamnya.


Potensi Diri untuk Mencapai Prestasi

Potensi adalah kekuatan, kemampuan, atau daya yang dimiliki seorang individu yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Potensi yang bersifat positif harus dikembangkan, tetapi potensi yang bersifat negatif harus dikendalikan dan dihilangkan. 

Generasi muda umunya memiliki pribadi yang idealis. Artinya, mereka selalu ingin mencari tahu hal menarik yang sesuai dengan cita-citanya.Mereka juga adalah pribadi yang kreatif dan inovatif,selalu ingin tahu, obsesif, kompetitif, optimis, dan tidak apatis.

Faktor-faktor yang mendorong manusia untuk mengembangkan potensinya:
1. Tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup
2. Tuntutan lingkungan sosial
3. Tantangan lingkungan alam
4. Keinginan untuk lebih dihargai dan dihormati

Jika setiap individu sudah didorong untuk terus mengembangkan potensinya, maka inilah cara-cara untuk mengembangkan potensi yang dimiliki setiap individu.

a. Introspeksi diri (pengukuran individual) 

Dalam cara ini, individu meluangkan waktu untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukannya, apa yang telah ia capai dan apa yang ia miliki sebagai suatu kelebihan yang dapat mendukung dan apa yang ia miliki sebagai suatu kekurangan yang menghambat tercapainya prestasi tinggi. Cara ini efektif bila individu bersikap jujur, terbuka pada dirinya sendiri, mau dengan sungguh-sungguh memperhatikan kata hati.


b. Feedback dari orang lain 

Dalam cara ini seseorang meminta masukan berupa informasi atau data penilaian tentang dirinya dari orang lain. Masukan berupa umpan balik (feedback) ini meliputi segala sesuatu tentang sikap dan perilaku seseorang yang tampak, dipersepsi oleh orang lain yang bertemu, berinteraksi dengannya. Cara ini bertujuan untuk membantu seseorang menelaah dan memperbaiki.


c. Tes Psikologi 

Tes Psikologi yang mengukur potensi psikologis individu dapat memberi gambaran kekuatan dan kelemahan individu pada berbagai aspek psikologis seperti kecerdasan/kemampuan intelektual (kemampuan analisa, logika berpikir, berpikir kreatif, berpikir numerikal), potensi kerja (vitalitas, sumber energi kerja, motivasi, ketahanan terhadap stress kerja), kemampuan sosiabilitas (stabilitas emosi, kepekaan perasaan, kemampuan membina relasi sosial) dan potensi kepemimpinan tingkah laku.


Terima kasih karna telah meluangkan waktunya untuk membaca blog ini
Semoga blog ini dapat bermanfaat

Wednesday, March 1, 2017

Kendalikanlah Emosi Diri

Emosi

Emosi berasal dari bahasa latin, emovere (bergerak menjauh) yang berarti bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Pengertian emosi ialah suatu perasaan yang mendorong seseorang untuk memberikan respon terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.
Beberapa tokoh mengungkapkan jenis-jenis emosi,diantaranya:

1. Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan)

2. JB Watson. Menurut JB Watson emosi dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : fear (ketakutan), Rage(kemarahan), Love (cinta)

3. Daniel Goleman. Daniel Goleman mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu : 
Amarah, Kesedihan, Rasa takut, Kenikmatan, Cinta, Terkejut, Jengkel, malu.


Secara garis besar, emosi dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Emosi positif, yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang menagalaminya, misalnya senang,gembira,kagum dan sebagainya.

b. Emosi negatif, yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang menagalaminya, misalnya sedih, marah, benci dan sebagainya.

Menurut kamus popular, emosi adalah perasaan; kemampuan jiwa untk merasakan gejala rangsangan dari luar. Berdasarkan pengertian tersebut, kita dapat mengetahui bahwa emosi bukan hanya berarti marah, bisa saja sedih, gelisah dan sebagainya.Orang yang pemarah, mudah menangis adalah orang yang emosional. Kita sering mengalami keadaan dimana kita harus melampiaskan emosi kita. Pelampiasan emosi itu dilakukan dengan berbagai cara tergantung diri kita sendiri.

Cara mengendalikan emosi

1. Berusahalah menoleransi ketidakpastian. Bagi banyak orang, ketidakpastian adalah emosi yang membebani. Akan tetapi, Anda harus belajar menerima bahwa siapa saja akan mengalami ketidakpastian dalam hidupnya. Ketidakmampuan menoleransi ketidakpastian akan selalu menimbulkan ketakutan dan kecemasan atau membuat Anda sangat tergantung pada orang lain. Selain itu, Anda juga akan berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa, walaupun bermanfaat, karena takut gagal. Belajar menerima ketidakpastian akan mengembangkan kemampuan untuk bersikap toleran pada kenyataan hidup.

2.  Gunakan beberapa cara menenangkan diri. Coba pelajari beberapa teknik menenangkan diri yang siap Anda gunakan saat stres. Setiap orang mungkin ingin memilih cara yang berbeda, tetapi teknik ini biasanya mampu menenangkan perasaan dalam berbagai cara. Cobalah bereksperimen untuk menemukan teknik yang paling sesuai untuk Anda.

3. Carilah bantuan profesional. Kadang kala, Anda sudah berusaha sebaik mungkin mengendalikan emosi dan tetap saja merasa terbebani. Kesulitan mengendalikan emosi kadang-kadang merupakan indikator adanya masalah yang lebih serius, misalnya tindak kekerasan di masa lalu atau trauma. Hal ini juga bisa menjadi tanda atau gejala adanya gangguan, misalnya depresi. Berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental berlisensi bisa membantu Anda mengungkapkan adanya kesalahan dalam cara berpikir dan merespons emosi. Selain itu, Anda juga bisa mempelajari cara baru yang benar dan bermanfaat untuk mengendalikan emosi.

Terima kasih karna sudah sempat membaca blog ini. Semoga blog ini dapat bermanfaat